Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Membuat Lagu Bagian 3

Cara membuat lagu bagian 3 ini merupakan lanjutan dari Cara Membuat Lagu Bagian 2. Di sini akan dibahas cara membuat lirik dan notasi pada lagu.

Ada orang yang bertanya jika membuat lagu, liriknya dulu atau nadanya dulu ?

Ada Beberapa cara untuk membuat lagu, di antaranya :

Membuat lirik lagu lebih dahulu.

Saya menyukai cara ini, yakni membuat liriknya terlebih dahulu kemudian nadanya. Cara ini bagus sebab apa yang akan kita ceritakan terpenuhi. Namun, cara seperti ini seringkali membuat tidak leluasa ketika mencari nada karena menjadi terikat oleh lirik.


Membuat nadanya terlebih dahulu.

Cara seperti ini pernah terjadi pada jaman dulu, contohnya dalam lagu-lagu jazz standar. Dahulu lagu-lagu jazz standar banyak diambil dari “pertunjukan musik”. Setelah musiknya terkenal barulah dibuat liriknya. Untuk melihat lagu-lagu itu anda bisa lihat dalam label Chord Lagu Jazz Standar yang terletak di samping kiri. Tidak semua lagu, tetapi ada banyak lagu yang terkait dengan hal tersebut di atas.


Membuat lirik dan nada secara bersamaan.

Cara ini seringkali dipakai orang yang menciptakan lagu. Ketika mereka bermain gitar misalnya, tiba-tiba mereka mendapat inspirasi, lalu membuat lirik dan nada bersamaan saat itu juga. Cara seperti ini seringkali menemui kebuntuan. Baik buntu dalam membuat lirik maupun melodi lagunya. Namun jika mood-nya sedang bagus, bisa jadi sebuah lagu akan selesai dalam hitungan menit.

Di antara ketiga cara itu, cara mana yang paling bagus?

Jawabnya : “tergantung kebiasaan.”

Ada banyak orang bisa membuat lagu dengan cara ketiga yakni membuat lirik dan nada bersamaan. Namun saya menyarankan buatlah lirik terlebih dahulu setelah itu sesuaikan lirik jika memang ada yang harus disesuaikan. Buatlah lirik yang kuat agar lirik itu berbobot.


Baiklah saya akan membahas cara membuat lirik.

Dalam membuat lirik, sebaiknya lirik itu lengkap. Artinya bagian-bagian yang penting jangan sampai dihilangkan. Contohnya jika saya akan membuat lagu “Indonesiaku”.

Menyangkut Indonesia maka kita harus tahu bagian apa saja yang terkenal dari Indonesia, misalnya tanahnya subur, pemandangannya indah, banyak pulaunya, lautnya luas dan kaya, orangnya ramah dan lain sebagainya.

Begitu juga membuat lirik tentang perasaan cinta sebaiknya lengkap – maksudnya bagian-bagian yang penting yang harus diungkapkan.

Selain itu jadilah diri sendiri ketika membuat lirik lagu. Jangan mencontek lirik orang lain lebih dari 50 persen. Kalaupun mau mencontek, conteklah bagian pentingnya kemudian kembangkan sendiri. Setiap orang memiliki pengetahuan bahasa yang berbeda dan perasaan yang berbeda. Jadi jangan sama dengan orang lain.

Di bawah ini adalah lirik lagu sederhana tetapi bagus.


Judul Lagu : Halo-Halo Bandung

Halo-halo Bandung ibu kota Periangan

Halo-halo Bandung kota kenang-kenangan

Sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau

Sekarang sudah menjadi lautan api mari bung rebut kembali.


Walaupun hanya beberapa kalimat namun semuanya merupakan hal yang penting bagi si pencipta lagu ( mendiang Ismail Marzuki ). Apalagi bagian kalimat terakhir “Sekarang sudah menjadi lautan api mari bung rebut kembali.” itu lirik “mahalnya” dari beliau.

Contoh lain :


Sejujurnya aku sayang kamu

Aku ingin kau menjadi pacarku

Namun kau sudah ada yang punya

Kini aku hanya berharap.


Lirik di atas sebuah bait, mengungkapkan perasaan.

Terpenting dari lirik adalah poin-poin yang akan disampaikan / diungkapkan. Intinya orang lain ( target ) harus mengerti yang kita ungkapkan. Jangan bertele-tele.

Lirik bisa menggunakan bahasa yang umum atau bahasa yang puitis, bahkan bisa juga menggunakan bahasa slang di bagian tertentu sebagai penekanan.


Berikutnya, saya akan bahas cara membuat notasi lagu dengan berpedoman pada notasi yang sering digunakan pada lagu-lagu pop.

Dalam membuat notasi kita harus mengenal teori musik, terutama chord dan not pembentuknya. Kemudian variasi interval yang enak didengar.

Contohnya.

Dengan chord C kita bisa mengambil not pembentuknya yakni 1,3, 5 ( do, mi, sol ) ini bisa dijadikan nada lagu. Caranya dengan memvariasikan ketiga nada itu ( arpeggio ) dan memilih nilai not yang sesuai dengan liriknya.

Bisa juga kita menggunakan aksidental yakni nada dinaikkan atau diturunkan ½ nada ( kromatik ) untuk memperbanyak variasi nada.

Bisa juga menggunakan interval secara berurutan nada makin tinggi misalnya 1, 2, 3 ( do,re, mi ). Bisa juga nada makin turun 7, 6, 5 ( si, la, sol ). Tidak harus 3 nada, bisa saja 4 nada, lima nada dan sebagainya. Notasinya disesuaikan dengan lirik yang kita buat.

Bisa juga nadanya tetap tapi chord-nya pindah. Misalnya dalam nada dasar C. Chord-nya C – Em – Am7 ( nadanya / notnya tidak berubah yakni not 5 ( sol ).

Bisa juga kita bikin nada yang not-nya tidak pada tempatnya. Misalnya not 6 ( la ) dengan chord C. Namun jangan kelamaan not 6 ( la ), jangan lebih dari ½ bar atau 2 ketuk dalam birama 4/4.

Mungkin masih banyak teori tentang membuat melodi lagu, tetapi pada akhirnya telinga yang menentukan. Bagi anda yang tidak mengenal teori, gunakan “feeling” saja. Jangan kuatir, banyak pencipta lagu yang hanya menggunakan “feeling”, yang tidak mengerti notasi. Dan mereka banyak yang sukses.

Tetapi akan lebih baik jika seorang pencipta lagu mengerti notasi, karena melalui notasi kita bisa belajar lagu-lagu orang lain yang terkenal. Kita bisa belajar variasi-variasi melodi yang digunakan oleh mereka. Dengan kata lain seorang pencipta lagu yang menggunakan notasi akan lebih kaya melodi variasinya dibanding dengan orang yang menciptakan lagu hanya menggunakan “feeling”.


Semoga postingan ini berguna dan berharap mereka yang mahir dalam membuat lagu mau sharing dalam blog ini. Saya menerima tulisan anda untuk melengkapi konten ini. Saya menulis postingan ini berdasarkan teori dan pengalaman.

Bagi anda yang belum membaca postingan sebelumnya, silakan lihat di bawah ini.

Cara Membuat Lagu

Cara Membuat lagu Bagian 2

Semoga anda menyukai postingan ini.


NB:

Sebaiknya seorang pencipta lagu memiliki Kamus Besar Bahasa Indonesia agar benar dalam penulisan lirik. Saya pernah membaca lirik yang terbalik artinya. Contohnya kata "acuh" diartikan tidak peduli, padahal arti dari kata "acuh" adalah peduli.